Kita membutuhkan ruang untuk menampung keberadaan kita di dalam kehidupan ini. Ada yang membutuhkan sedikit, ada yang menginginkan banyak, dan ada yang tidak menyadari bahwa dia telah menduduki ruang yang seharusnya membahagiakannya.
Sebetulnya kita hanya membutuhkan ruang selebar kedua telapak kaki kita di ruang mana pun, tetapi untuk memasuki ruang baru yang belum kita kenal – kita sering menuntut agar disiapkan bagi kita sebuah ruangan yang lebih luas.
Sebetulnya tidak ada kekuatan di luar diri ini yang bisa menghalangi keputusan hati kita untuk pindah dan memasuki ruang baru yang lebih baik; tetapi … walaupun penting dan harus – kita masih saja berkutat dalam keraguan, seolah untuk itu kita membutuhkan tenaga yang sebanding dengan kekuatan untuk memindahkan gunung.
Sebetulnya setiap ruangan memiliki setidaknya satu pintu masuk, yang belum tentu terkunci, dan bila terkunci pun – akan selalu ada cara untuk membukanya.
Tetapi, sebuah ruangan yang tidak berpintu pun, dan yang terbuka lebar, akan tampil sama tak tertembusnya dengan dinding bukit granit - bagi hati yang menggunakan formula pikir dan peta rasa yang usang, yang selama ini membuatnya merasa lebih tua dari kebanyakan orang muda yang lebih sejahtera daripada-nya.
Untuk sahabat kita yang terlalu berhitung itu, tanyakanlah ini kepadanya:
Bila engkau sering menari dalam teater imajinasi kreatif mu, dengan kebanggaan yang tetap kau jaga tidak angkuh,
membayangkan bagaimana kau ajarkan cara-cara yang lebih baik kepada orang lain, menguraikan kelemahan pada pendapat orang lain, merincikan kekurangan yang harus diperbaiki oleh para pemimpin besar –
bila engkau mampu untuk itu semua,
mengapakah tidak kau gunakan kekuatan mu itu untuk memulai sebuah perubahan kecil yang akan mengantarkan mu ke ruangan yang lebih ramah bagi keinginan-keinginan dari hati bebas mu?
Dan ini yang aku ingatkan kepada mu; bahwa …
Bukan kurangnya pengetahuan yang menghalangi keberhasilan, tetapi tidak cukupnya tindakan.
dan
Bukan kurang cerdasnya pemikiran yang melambatkan perubahan hidup ini, tetapi kurangnya penggunaan dari pikiran dan kecerdasan.
Maka, … apakah langkah kecil mu yang berani, yang akan membangun keberadaan hidup mu – menjadi sejarah yang membanggakan bagi keturunan mu?
Kapan kah kau akan memulainya?
Apakah engkau masih akan tetap menggunakan formula pikir dan peta rasa yang telah selama ini membuatmu sulit merasa percaya diri di hadapan mereka yang lebih lemah tetapi yang lebih berani daripada mu?
Seharusnya kekuatanmu berpihak kepada tindakan-tindakan berani yang memuliakanmu.
Bila penggunaan pikiran dan rasa mu itu menyita waktu, berlarut-larut, dan menjadikan mu penunda yang menua – maka bukan kecerdasan yang berbicara dan menguasai diri mu, tetapi ketakutan.
Di dalam kecanggihan pikiran dan kepekaan rasa mu, engkau menukar kekuatan dengan ketakutan.
Untuk hal seperti ini, engkau tidak akan tahu – bila engkau tidak diberi tahu.
Lalu,
Kenikmatan apa lagi kah yang masih kau pertahankan dari rasa takut mu, yang bisa membuatmu mengabaikan pengetahuan yang baik bagi mu?
Maka berkasih-sayanglah engkau kepada dirimu itu.
Dia, diri mu itu - mungkin banyak berteman, tetapi dia sebetulnya sendiri. Dia mungkin ramai melantunkan canda dan tawa untuk orang lain, tetapi dia sebetulnya kesepian dan tersiksa dengan kesadarannya sendiri tentang kelambatan hidupnya sendiri.
Duduk dan berbincanglah dengannya. Yang ramah, yang pengasih, dan pastikanlah engkau sabar mendengarkan bicaranya yang mungkin tidak menentu maksudnya.
Mungkin dia akan memulai menjelaskan kepadamu bahwa keberhasilan itu tidak perlu. Mungkin dia akan berkata, hidup sederhana itu lebih baik, tidak repot dan tidak mencari masalah. Untuk apa kaya kalau tidak bahagia?, itu mungkin dalilnya.
Janganlah kau ingatkan dia, tunda dulu, jangan kau ingatkan kepadanya bahwa ada juga orang yang kaya dan berbahagia. Jangan kau tanyakan kepadanya, bagaimana orang yang kekurangan dapat merasa sama lengkapnya dengan mereka yang lebih lengkap?
Dan sama sekali, tunda dulu nasehat mu bahwa,
Hidup itu harus hebat, kuat, luas, besar, dan bermanfaat; … yang sederhana itu adalah sikap-nya.
Bila kau biarkan dirimu itu menjelaskan mengapa dia belum berupaya sekeras dan sebaik yang mungkin dilakukannya, dia akan akhirnya sampai pada patahan-patahan kalimat bahwa dia sangat berperan dalam pencapaian kualitas apa pun yang sekarang sedang dikeluhkannya.
Keberanian.
Bila ada pelajaran yang harus segera kau perbarui pengertiannya kepada sahabat terdekat yang namanya diri mu itu, maka pelajaran itu adalah tentang keberanian – sebuah nama bagi kesediaan untuk bertindak yang didasari oleh pengertian yang baik.
(copy-paste mario teguh)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar